Selasa, 24 November 2009

KAPAL SELAM




Kapal selam adalah kapal yang bergerak di bawah permukaan air, umumnya digunakan untuk tujuan dan kepentingan militer. Sebagian besar Angkatan Laut memiliki dan mengoperasikan kapal selam meskipun jumlah dan populasi masing-masing negara berbeda. Selain digunakan untuk kepentingan militer, kapal selam juga digunakan untuk ilmu pengetahuan laut dan air tawar dan untuk bertugas di kedalaman yang tidak sesuai untuk penyelam manusia.
Jerman memiliki kapal selam yang populer dengan sebutan U-Boat yang merupakan ringkasan bagi Unterseeboot, mulai ditugaskan dalam Perang Dunia I sebagai sistem senjata yang mematikan bagi Angkatan Laut lawan terlebih-lebih pada Perang Dunia II. Sehingga terkenal dengan sebutan U-Class. Selain Jerman, negara yang populer menggunakan kapal selam sebagai kekuatan utama Angkatan Laut adalah Uni Soviet/Rusia. Salah satu pesawat selam yang lain adalah lonceng selam.
Ada beberapa macam Kapal Selam :

A. Berdasarkan Tenaga Penggerak (propulsi)
1. Kapal Selam Diesel Elektrik
Kapal selam diesel elektrik adalah sistem penggerak kapal selam tertua yang masih digunakan sampai saat ini. Sistem propulsi ini begitu handal sehingga negara pemilik kapal selam nuklir pun masih merasa perlu memiliki kapal selam diesel elektrik. Dari 5 negara pemilik kapal selam nuklir hanya Amerika Serikat yang tidak menggunakan sistem propulsi ini. Dalam keadaan tertentu , kapal selam jenis ini lebih mematikan daripada kapal selam nuklir.
2. Kapal Selam Nuklir
Munculnya Kapal Selam Nuklir sekitar enam bulan sebelum pecahnya PD II, pada Maret 1939 Dr George Pegram dari Columbia University, New York, mengusulkan kepada Angkatan Laut AS ( US Navy ) untuk mengembangkan pemakaian uranium sebagai sumber daya, termasuk untuk menggerakkan turbin kapal selam. Angkatan Laut tertarik dan memulai riset. Tetapi setelah pengboman Pearl Harbour dan AS terlibat dalam perang, semua material yang berkaitan dengan tenaga atom ditarik, dipusatkan untuk ” Proyek Manhattan ” guna pembuatan bom atom pertama ( Little Boy dan Fat Man )
3. Kapal Selam Engineless
Terdapat pesawat selam jenis tanpa mesin (engine) yang dipanggil bathysphere. Sebelum bathysphere, dikenal dengan loceng selam (“diving bell”), berbentuk loceng dalam air dengan lantai terbuka. Udara dipompa masuk oleh kru di atas kapal agar penyelam/peneliti tinggal lebih lama di bawah air.

B. Berdasarkan Fungsi
1. Kapal Selam Militer
Kapal selam militer digunakan untuk kepentingan perang atau patroli laut suatu negara, berdasarkan jenisnya setiap kapal selam militer selalu dilengkapi dengan senjata seperti meriam kanon, torpedo, rudal penjelajah / anti pesawat dan anti kapal permukaan, serta rudal balistik antar benua.
2. Kapal Selam Non Militer
umumnya digunakan untuk penelitian atau riset bawah air, umumnya berukuran lebih kecil daripada Kapal Selam Militer.Selain digunakan untuk riset terdapat kapal selam khusus untuk perdagangan namun jarang atau hampir tidak pernah dijumpai. Tercatat Jepang pernah menggunakan kapal selam jenis itu untuk menembus blokade musuh pada Perang Dunia II.

Kapal selam kelas AMUR (1650/950)



Berdasarkan pengalaman jangka panjang mengoperasikan kapal selam diesel-electric, seperti : projects 613 (“Whiskey”), 641 (“Foxtrot”), 641Б (“Tango”). Dan yang terakhir kelas “Kilo”, AL Rusia melanjutkan proyek kapal selam generasi ke-4 terbarunya dengan nama Proyek 677, atau kelas “Amur” (“Amur 1650” dan “Amur 950”). Kapal selam ini didesain oleh Rubin Design Bureau dan dibangun di galangan Admiralty Shipyards, di St. Petersburg. Versi ekspornya diberi nama Amur 1650. Kapal selam dilengkapi lapisan anti-sonar di lambungnya. Amur 1650 merupakan jenis kapal selam penjelajah dengan persenjataan rudal antikapal dan antikapal selam. Setelah Amur 1650, Rusia juga akan memroduksi Lada-class yang lain. Yakni Kronshtadt dan Petrozavodsk. Kedua kapal juga akan dibangun oleh Admiralty Shipyards.

Ciri khusus kapal selam “Amur” adalah penempatan missile pada peluncur vertikal dan loading amunisi dengan cepat, termasuk tembakan salvo. Amunisi Amur terdiri dari :

• 10 vertical missil containers dengan cruise missil a/l: anti-kapal 3М-54E1 dan 3М-14E untuk sasaran permukaan; kesemua tipe peluncur missil ukurannya universal.
• 4 tabung torpedo ukuran universal (plus tambahan 2 tabung torpedo) memberikan kemampuan serang bawah permukaan ataupun target permukaan dari jarak dekat.

Amur 950/1650 mampu menembak sampai 10 missil kurang dari 2 menit. Untuk pertahanan Amur juga dilengkapi dengan “umpan sonar” berukuran kecil yang ditempatkan dibadan kapal. Dalam melakukan patroli kapal selam dapat bertugas secara efisien disetiap misi yang dilakukan.

Kapal selam kelas Amur ini juga telah dilengkapi dengan sistem tempur terbaru dan memenuhi semua kebutuhan combat-crew di dalamnya.

by. Nur Meilina Sacil
L2G 009 002

Kapal Perang AL Amerika Masa Depan



JAJARAN ANGKATAN LAUT AMERIKA SERIKAT KINI TENGAH BERSIAP DIRI UNTUK MENYONGSONG MASUKNYA ARMADA KAPAL PERANG BARU DENGAN TEKNOLOGI MUTAKHIR. PROGRAM PENYIAPAN KAPAL PERANG BARU INI MELIBATKAN BERBAGAI INDUSTRI TERKEMUKA BAIK DI AMERIKA SERIKAT MAUPUN DARI DARATAN EROPA. PROGRAM YANG DISEBUT SEBAGAI LITTORAL COMBAT SHIP INI UTAMANYA ADALAH PENGEMBANGAN KAPAL PERANG PERMUKAAN (SURFACE COMBATANTS). PROGRAM LAIN SELAIN LCS INI ADALAH PENGEMBANGAN KAPAL PERMUKAAN JENIS DESTROYER DENGAN KODE DD(X), KEMUDIAN DISUSUL DENGAN PENGEMBANGAN JENIS PENJELAJAH (CRUISER) DENGAN KODE CG(X).

LITTORAL. Dalam suatu kesempatan (19 Mei 2005) redaksi militerium.com menanyakan kepada seorang Vice President dari Lockheed Martin Maritime Systems and Sensors division (MS2), apa sesungguhnya arti kata dari Littoral? Yang bersangkutan memberikan jawaban bahwa Ia sendiri yang terlibat langsung dalam perancangan program ini tidak mengetahui secara pasti dari arti Littoral tersebut adalah untuk menyatakan ‘lebih' dari sekedar ‘coastal waters' .

PERANCANGAN LCS. LCS dirancang untuk kenyamanan dari kebutuhan yang mendesak bagi shallow draft vessel untuk beropareasi samudera luas untuk menghadapi potensi ancaman yang timbul berupa ranjau perairan, kapal selam bermesin disel yang suaranya sangat pelan dan menghadapi kapal cepat bersenjata berukuran kecil.

Untuk mewujudkan program LCS ini, pada bulan Mei 2004 pihak Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah mengumumkan pemilihan dua tim konraktor, satu tim dipimpin oleh Lockheed Martin, dan tim lainnya dipimpin oleh General Dynamics. Masing-masing akan menyerahkan system rancang-bangun dan pilihan untuk rancangan detil serta konstruksi untuk dua unit prototype yang disebut sebagai Flight O, atau generasi pertama kapal LCS.

Lockheed Martin memperoleh kontrak untuk pembuatan kapal pertama, LCS 1 pada bulan Desember 2004 dan pemotongan baja pertama dilakukan pada Februari 2005 bertempat di Marinette Marine Shipyard di Wisconsin dengan jadwal penyerahan pada tahun 2006 dan commissioning pada tahun 2007. Selain itu juga utuk pembuatan LCS 3 dengan jadwal commissioning tahun 2008. Sementara General Dynamics akan menerima pesanan pada tahun 2006 dan 2007 untuk membuat LCS 2 dan LCS 4, dengan jadwal commissioning pada tahun 2008 dan 2009.

Pesanan untuk sembilan unit LCS Flight 1 (Generasi ke-2) akan dilaksanakan dalam tahun 2008-2009 dengan jadwal commissioning pada tahun 2010 sampai 2012. Total kebutuhan LCS ini masih belum ditetapkan, tetapi diperhitungkan akan mencapai 56 sampai 60 unit LCS.

LCS dirancang untuk dapat mampu berlayar dengan kecepatan maksimum - sprint speed- melebihi 40 knot dengan jarak tempuh maksimum 1.500 mil laut, dan kecepatan ekonomis 20 knot dengan jarak tempuh (long-range transit distance) melebihi 4.000 mil laut. Rancangan Lockheed Martin adalah high-speed semi-planing monohul. Sedangkan rancangan General Dynamics adalah trimaran dengan slender stabilized monohul.

LCS yang mengakomodasi 75 orang awak dilengkapi dengan deck dan hangar pesawat helicopter dengan perhitungan operasional pesawat helicopter jenis MH-60R/S serta pesawat tanpa awak (UAV). Perancangan operasional pesawat helicopter dan UAV diperhitungkan untuk kondisi operasional diatas Sea State 5 (kecepatan angina diatas 27 knot dan rata-rata tinggi gelombang antara 6,4 kaki sampai 9,6 kaki). DD(X) juga akan mampu meluncurkan kapal cepat kecil (ukuran 40 kaki) dalam waktu 15 nebit untuk kondisi Sea State 4 (kecepatan angin mencapai 21 knot dan tinggi gelombang 5 kaki).

RANCANGAN TRIMARAN dari GENERAL DYNAMICS. Dikenal dengan sebutan slender stabilized teimaran monohul, memiliki ukuran panjang 127,8 meter, maksimum beam 28,4 meter dan bobot bermuatan penuh 2,637 ton.

Kapal dilengkapi dengan FLIR (Forward Looking Infrared) versi laut yang dipasang pada bagiann atas anjungan. Persenjataan yang dibawa antara lain meriam utama caliber 57mm dari Bofors, peluncur rudal RAM (Rolling Airframe Missile) yang dipasang diatas atap hangar pesawat, senapan caliber .50 (12,7mm) pada bagian lambung kapal. Perangkat decoy yang digunakan Super RBOCs (tiga unit) dan dua unit peluncur decoy Nulka. Perangkat Sonar yang digunakan berupa sonar tarik. Northrop Grumman Electronic Systems akan memasok peralatan system tempur (Integrated Combat Management System/ICMS), sementara BAE Systems Electronic Systems akan memasok perangkat radio komunikasi, dan CAE Marine Systems akan memasok perangkat kendali kapal berupa Automated Ship Control System. Pihak Ericson akan memasok perangkat radar jenis Sea Giraffe.

RANCANGAN SEMI-PLANING dari LOCKHEED MARTIN. Menggunakan dasar teknologi yang diperkenalkan oleh pabrik kapal Itali, Fincantieri pada kapal komersial Destrier (kapasitas 1.000 ton) yang pernah mencapai rekor kecepatan menyebrangi transatlantic, serta rancangan kapal kelas Jupiter (3.000 ton).



LCS rancangan Lockheed Martin ini akan menggunakan dua unit mesin gas turbine dari Rolls-Royce jenis MT30 36MW, dan dua mesin disel Isotta Fraschini. Dengan system konfigurasi COGAD (combination of Gas-Turbine and Diesel). Kecepatan maksimum diperkirakan akan mencapai 45 knot. Ukuran panjang kapal 115,5 meter, maksimum lebar beam 13,1 meter dan draft 3,7 meter.

Persenjataan yang akan digunakan oleh LCS 1 dan LCS 3 adalah meriam utama caliber 57mm dari United Defence jenis Mk-100. Kelengkapan lainnya berupa radar TRS-3D dari EADS yang beroperasi pada C-band.

KEKUATAN TIM. Tim Lockheed Martin dikomandoi oleh Lockheed Martin's Maritime Systems and Sensors Systems divison yang berkedudukan di Morestown, New Jersey dengan anggota tim yang terdiri dari Marinette Marine Shipyard, Bollinger Shipyards, Gibbs and Cox naval architects, Izar dari Spanyol dan Blohm & Voss naval Shipbuilders.

Kelompok General Dynamics dikomandoi oleh Bath Iron Works yang berkedudukan di Bath, Maine. Anggota tim terdiri dari Austal dari Mobile, Alabama (anak perusahaan Austal Ships of Australia), Boeing Company, BAE Systems, Rockville, Maritime Applied Physics Corporation, General Dynamics Electric Boat Division dan General Dynamics Canada.

by. Surya Daud Sihite
L2G 009 005

Kapal induk Jepang Akagi



Karir

Dipesan: 1920
Mulai dibuat: 7 Desember 1920

Diluncurkan: 22 April 1925

Ditugaskan: 27 Maret 1927

Status: Dirusak oleh serangan udara AS dalam Pertempuran Midway, ditenggelamkan 4 Juni 1942

Karakteristik umum
Berat benanam:
41.300 ton
Panjang: 855'3"
Lebar: 102'9"
Draught: 28'7"
Tenaga penggerak: Turbin uap, 19 ketel, 4 shaft, 99,2 MW
Kecepatan: 31 knot
Jarak tempuh: 8.200 mil laut pada 12 knot (15200 km pada 22 km/jam)
Awak kapal: 2000
Persenjataan: 10 (lalu 6) senapan 8 inci (200 mm), 12 senapan 4,7 inci (120 mm), 28 senapan anti pesawat 25 mm
Pesawat: 66(+25)

Akagi (赤城; "Istana Kota Merah - Red Castle") merupakan kapal induk Jepang yang terlibat dalam Serangan atas Pearl Harbor. Kapal induk Akagi telah mengalami kerusakan parah pada 4 Juni 1942 akibat serangan pesawat terbang milik Angkatan Laut Amerika Serikat semasa Pertempuran Midway, dan ditenggelamkan oleh kapal pemusnah Jepang pada awal pagi 5 Juni 1942 .
Akagi, kapal induk seberat 34.364 ton, mulai dibuat di Kure, Jepang. Pada awalnya lunasnya dibangun sebagai kapal penjelajah tempur sebelum keputusan diambil untuyk menyiapkannya sebagai kapal induk. Saat siap, Akagi merupakan salah satu dari kapal induk besar yang pertama di Jepang pada Maret 1927. Kapal induk Akagi telah dipromosikan secara besar-besaran sepanjang tahun 1935-1938 untuk meletakkan menara di sebelah pelabuhan, lain dari kebiasaan, dan juga dek penerbangan panjang penuh, Kapal induk Akagi aktif di pesisir China untuk beberapa tahun berikutnya, dan ia merupakan kapal pemerintah dalam pengeboman Pearl Harbor pada Desember 1941.
Akagi juga mengetuai kapal induk lain untuk menyerang sepanjang Hindia Timur dan Lautan India, termasuk meneggelamkan kapal induk Inggris Hermes, menghalau Sekutu keluar dari Jawa dan Sumatra dan turut menyerang Darwin di Utara Australia.
Kapal induk Akagi kemudian menyertai dalam serangan kapal induk ke kawasan Lautan India dan merupakan kapal pemerintah untuk pasukan kapal induk Jepang selama Pertempuran Midway. Pada 4 Juni 1942, ketika beroperasi di utara Pulau Midway, Akagi diserang oleh pengebom selam dari USS Enterprise dan terbakar. Usaha mencegah kerusakan gagal, dengan itu kapal induk Akagi telah ditenggelamkan oleh kapal pemusnah Jepang dengan menggunakan torpedo awal pagi berikutnya.

by. Bagus Putra Kurniawan
L2G 009 004

KRI CAKRA



Galangan kapal terkemuka Korea Selatan Daewoo telah merampungkan tugasnya dalam mengembalikan kemampuan tempur KRI Cakra, salah satu kapal selam buatan Jerman yang dimiliki TNI AL dan segera dilayarkan kembali ke perairan yang menjadi medan pengabdiannya.

Kehadiran KRI Cakra yang bernomor lambung 401 pada tanggal 19 Maret 1981 seolah menuntaskan dahaga TNI AL akan kebutuhan kapal selam disel elektrik moderen sebagai pengganti armada kapal selam klas Whiskey buatan Uni Sovyet yang satu demi satu harus dibesituakan karena ketiadaan suku cadang senagai imbas putusnya hubungan diplomatik dengan negara pembuatnya pasca pemberontakan Komunis 1965. Pilihan Indonesia pada kapal selam buatan industri Howaldt Deutsche Werke (HDW), Kiel ini sesuai dengan tuntutan strategis akan kebutuhan sosok kapal selam berkemampuan jelajah samudera dengan kelengkapan sensor dan senjata yang modern serta cocok dioperasikan di perairan tropis. Sampai tahun 1980 HDW telah memasarkan kapal selam klas 209 dengan berbagai variannya sebanyak 22 unit ke delapan negara Eropa dan Amerika Selatan tanpa terjadi komplain oleh negara pemakainya. Sampai tahun 2006 ini U-209 menjadi kapal selam paling laris di dunia dengan jumlah 64 unit dan dioperasikan oleh 14 negara di Eropa (3 negara), Amerika Latin (7 negara), Asia (3 negara)dan Afrika (1 negara).

Keberhasilan ekspor kapal selam generasi ketiga Jerman ini tidak dapat dilepaskan dari tampilan teknologi yang lebih maju dari kapal selam disel elektrik sebelumnya seperti klas Whiskey buatan Rusia dan seangkatannya seperti klas Oberon buatan Inggris disertai manajemen penjualan yang user oriented . Kemajuan teknologi kapal ini terletak pada rancang bangun kapal, sistem penggerak,sensor dan senjata. Kemajuan rancang bangun mencakup struktur lambung monohull, desain kapal yang streamline, dan bahan lambung yang terbuat dari baja non magnetik. Rancang bangun ini memungkinkan kapal selam ini bermanuver secara lincah di dasar laut disertai dengan kemampuan mereduksi pantulan sonar. Kapal � kapal selam disel elektrik saat ini meniru rancang bangun U-209 ini.

Sistem penggerak pada kapal ini dirancang untuk mampu mendorong kapal selam lebih cepat melaju di bawah air dalam endurance di bawah permukaan yang lebih tinggi. Sepertiga bagian dari isi kapal selam ini dipenuhi oleh sistem pendorong yang berupa satu mesin pendorong, empat mesim disel, dan empat generator serta empat buah baterai yang masing � masing terdiri dari 120 cell. Komposisi sistem penggerak ini mampu mendorong kapal selam pada kecepatan maksimal 21,5 knot saat menyelam dan 8 knot sat berlayar di permukaan serta berlayar snarting. Bandingkan dengan klas Whiskey yang hanya melaju di kedalaman dengan kecepatan maksimal 13 knot.



Keunggulan teknologi lainnya adalah pilihan aplikasi persenjataan dari torpedo konvensional, advanced torpedo semacam torpedo SUT (Surface and Undersurface Torpedo) yang dapat dikendalikan dari kapal selam melalui kabel serat seperti yang dipasang pada dua kapal selam TNI AL, hingga peluru kendali anti kapal permukaan seperti yang diterapkan pada klas Shisumar AL India. Variasi senjata ini menjadi daya tarik tersendiri pada kapal selam U-209 ini.

Perusahaan HDW menekankan pada kebutuhan pengguna kapal selam produknya. Desain kapal selam U-209 di daerah sub tropis seperti Yunani berbeda dengan kapal selam U-209 yang dioperasikan di perairan tropis. Kapal � kapal selam tropis membutuhkan pendingin udara kabin untuk memberikan kenyamanan pada awak kapalnya, tingginya kadar garam (salinitas) air laut tropis juga memerlukan jenis sonar yang tidak sama dengan sensor bawah air di kawasan sub tropis. Disamping itu perusahaan Jerman ini juga memberikan kebebasan pada customernya untuk memilih persenjataan yang dibutuhkan untuk kapal selam dipesannya. Kiat yang paling penting lainnya adalah memberikan layanan purna jual berupa perbaikan yang dikerjakan di galangan Jerman atau di luar Jerman. Perusahaan ini juga memberikan lisensi pembangunan U-209 kepada galangan � galangan kapal di luar Jerman seperti Mazagon India dan Daewoo Korea.


by. David Rogen
L2G 009 073

KAPAL PINISI




Kapal pinisi yang merupakan salah satu kapal tradisional kebanggaan Indonesia memiliki keunikan dalam pembuatannya. Umumnya, seperti kapal-kapal di negara barat, rangka kapal dibuat lebih dahulu baru dindingnya. Sedangkan pada kapal pinisi, pembuatannya dimulai dengan dinding dulu baru setelah itu rangkanya.

Aturan peletakan papan-papan teras dan aturan dasar lainnya disusun oleh Ruling, sampai sekarang dalam pembuatan perahu pinisi aturan Ruling inilah yang menjadi pedoman. Disamping itu orang Bugis memiliki undang-undang pelayaran dan perdagangan yang disusun oleh “Ammana Gappa” (namanya diabadikan pada pelayaran ekspedisi Pinisi ke Madagaskar).

Jenis kapal kayu pinisi telah mengambil peran penting dalam sejarah pelayaran Indonesia selama berabad-abad. Menurut berbagai sumber, jenis kapal yang sama telah ada sebelum tahun 1500-an, sama seperti kapal Arab.

Meskipun para pembuat kapal ini sering disebut sebagai orang Bugis, namun mereka dibagi menjadi empat sub suku. Keempatnya adalah Konjo di bagian selatan Sulawesi Selatan (Ara, Bira dan Tanah Biru), Mandar di Sulawesi Barat sampai bagian utara Makasar, Bugis di wilayah sekitar Wajo bagian timur Teluk Bone, dan Makassar di wilayah sekitar Kota Makasar. Diantara semua itu, Konjo adalah yang paling berpengaruh dalam pembuatan kapal pinisi.

Dalam sejarah, para pelaut Sulawesi dengan kapal pinisi-nya tercatat telah mencapai P. Madagaskar di Afrika. Gelombang pertama terjadi pada abad ke-2 dan 4, gelombang kedua datang pada abad ke-10 dan gelombang terakhir pada abad ke-17 (masa pemerintahan Sriwijaya). Pendatang dari Indonesia tersebut menetap dan mendirikan sebuah kerajaan bernama Merina.

Pada masa sekarang, ekspedisi kapal pinisi yang terkenal adalah Pinisi Nusantara yang berlayar ke Vancouver, Kanada yang memakan waktu 62 hari, pada tahun 1986 yang lalu. Tahun 1987, ada lagi ekspedisi perahu Padewakang, “Hati Marige” ke Darwin, Australia, mengikuti rute klasik. Lalu Ekspedisi Ammana Gappa ke Madagaskar, terakhir pelayaran Pinisi Damar Segara ke Jepang.

by. Aldias Bahatmaka
L2G 009 001

OASIS OF THE SEAS



Kapal pesiar terbesar di dunia berhasil mengatasi rintangan genting, Minggu (1/11), dengan menurunkan cerobong asapnya sehingga dapat melintas di bawah jembatan di Denmark. Kapal Oasis of the Seas–yang bertingkat 20–berhasil melintas di bawah Great Belt Fixed Link dengan selisih tipis saat kapal tersebut meninggalkan Laut Baltik dalam pelayaran perdananya menuju Florida.


Para operator jembatan mengatakan bahwa bahkan setelah menurunkan cerobong asap teleskopiknya, masih ada celah setengah meter lagi antara kapal berukuran besar itu dengan jembatan.

Ratusan orang berkumpul di tepi pantai pada kedua ujung jembatan, sambil menunggu berjam-jam untuk menyaksikan kapal besar berlayar dinihari (06.00 WIB).

“Sungguh fantastik melihat kapal besar meluncur di bawah jembatan,” ucap Kurt Hal (56).

Para pejabat perusahaan memperkirakan bahwa sesuatu yang baru akan membantu menjamin keberhasilannya. Lima kali lebih besar daripada Titanic, kapal berbiaya 1,5 miliar dolar AS itu memiliki tujuh zona, sebuah arena es, sebuah lapangan golf kecil, amfiteater berkapasitas 750 tempat duduk. Kapal tadi memiliki 2.700 kabin dan bisa menampung 6.300 penumpang dan 2.100 awak kapal.

Akomodasi termasuk kabin-kabin loteng, dengan jendela-jendela dari lantai ke plafon, dan kamar mewah berukuran 487 meter dengan balkon-balkon menghadap laut atau trotoar.

Kapal persiar itu juga mempunyai empat kolam renang, lapangan bola voli dan basketball, dan sebuah tempat bermain remaja dengan taman-taman dan ruang perawatan untuk anak-anak.

Oasis of The Seas, yang hampir 40 persen lebih besar daripada kapal terbesar generasi mendatang buatan industri itu, sudah dimimpikan bertahun-tahun sebelum krisis ekonomi menyebabkan perusahaan kapal pesiar memotong harga sebagai upaya mengisi ruang-ruang yang kosong.

Kapal itu dibuat oleh STX Finland for Royal Caribbean International dan meninggalkan galangan kapal di Finlandia, Jumat pekan lalu. Para pejabat belum memperkirakan persoalan dalam melintasi Great Belt Bridge, tapi lalu lintas dihentikan selama sekitar 15 menit sebagai tindakan pencegahan ketika kapal sudah mendekat, kata jurubicara AL Denmark, Joergen Brand.

Kapal yang besarnya lima kali lipat dibandingkan Titanic dan tiga kali lipat dibandingkan pemegang rekor kapal pesiar terbesar dan termewah, Queen of Elizabeth, tersebut dalam perjalanan menuju Florida. Kapal setinggi 360 meter itu diagendakan tiba di Florida 20 November mendatang untuk kemudian diperkenalkan secara resmi ke publik.

Kapal Oasis of The Seas dibangun oleh STX Finlandia For Royal Caribbean Internasional ini memiliki banyak fasilitas seperti gelanggang es, lapangan golf kecil, restoran, bar, butik, gedung teater yang mampu menampung 750 kursi, 2.700 kabin dan dapat menampung 6300 penumpang dan 2100 anggota kru.

Pihak STX sempat khawatir ketika kapal tersebut melintas di bawah jembatan Great Belt yang berada di atas perairan Laut Baltik, Denmark, Jumat (30/10) lalu. Namun, kekhawatiran itu tidak terbukti. Oasis of the Seas melaju mulus kendati jarak puncak kapal dengan bagian bawah jembatan hanya 60 sentimeter.

“Untuk berjaga-jaga, lalu lintas di sekitar jembatan dihentikan selama 15 menit ketika kapal melintas,” Joergen Brand, juru bicara Angkatan Laut Denmark, seperti dikutip Daily Mail.

“Fantastis, bisa melihatnya meluncur di bawah jembatan. Kapal itu amat besar,” kata Kurt Hal, 56, salah seorang yang menyaksikan kapal Oasis melintas di bawah Jembatan Great Belt kepada Associated Press.

Oasis of The Seas dibangun oleh STX Finlandia For Royal Caribbean Internasional ini memiliki ukuran lima kali lebih besar dari kapal titanic dan memiliki banyak fasilitas seperti gelanggang es, lapangan golf kecil, restoran, bar, butik, gedung teater yang mampu menampung 750 kursi, 2.700 kabin dan dapat menampung 6300 penumpang dan 2100 anggota kru.

Kapal ini juga memiliki empat kolam renang, bola voli dan lapangan basket. Karena sangat besar sang pembuat kapal harus memotong cerobong agar dapat berlayar di bawah jembatan di Denmark. Rencananya setelah kapal tiba di Fort Lauderdale akan ditanami sebanyak 12.000 tanaman palem dan tanaman merambat lainnya. Pembuatan kapal ini menghabiskan dan $ 1.5 milyar.

by. Markus Sitanggang
L2G 009 008

Peluang Industri Perkapalan di Indonesia

Peluang Industri Perkapalan di Indonesia

Sebagai Negara maritim yang mempunyai wilayah perairan yang cukup luas, Indonesia tentunya memerlukan sarana transportasi kapal untuk menjangkau pulau-pulau dan menghubungkan daratan yang satu kedaratan yang lainnya. Disinilah peran kapal sangat dibutuhkan, tidak hanya sebagai sarana transportasi namun juga untuk sistem pertahanan di wilayah perairan Indonesia.

Latar belakang Indonesia sebagai negara kepulauan sudah menjadi alasan yang kuat kenapa dunia perkapalan perlu dikembangkan di Indonesia. Belum lagi kekayaan alam (tambang dan energi) yang begitu melimpah tentunya membutuhkan sarana angkut yang memadai.

Melihat sejumlah fakta :

1. Kebutuhan kapal di Indonesia untuk mengangkut minyak hasil pengeboran semakin meningkat sejalan dengan ditemukannya sumber minyak baru.
2. Pelayaran nasional masih dikuasai asing
3. Industri pelayaran nasional yang selama ini seolah tertidur karena kalah bersaing dengan industri pelayaran asing
4. Kapal yang berlayar di Indonesia kebanyakan berbendera (milik) asing
5. Industri pelayaran nasional saat ini hanya mampu mengangkut muatan dalam negeri sebesar 56,4 persen dari total muatan sebanyak 170 juta ton dan muatan luar negeri sebesar 5,6 persen dari total muatan sebanyak 345 juta ton. Sisanya diangkut oleh kapal-kapal asing
6. Galangan di Indonesia masih belum mampu memenuhi kebutuhan produksi kapal di dunia

Ternyata masih banyak potensi yang belum digarap secara optimal. Kebutuhan yang sangat tinggi namun tidak dibarengi dengan kemampuan untuk mengolahnya. Hal ini merupakan sebuah peluang yang akan membangkitkan industri perkapalan di indonesia. Namun industri kapal tidak bisa berdiri sendiri sehingga harus didukung oleh industri-industri lain yang misalnya industri material, suku cadang, bahan baku dan sumber daya manusia yang kompeten.


by. Baiquni Dwi Pangestu
L2G 009 003